Diary Sang Mentari | Dalam Dhuha

Di saat waktu Dhuha telah tiba, kugelar sajadah biruku. Menghadap kiblat, dengan tangan terangkat di samping telinga. Ku mulai takbirku. Ku berdiri tegak, menghadapkan seluruh ragaku pada sang Illahi rabbi. Hembusan angin yang masuk lewat jendela kamarku, membuatku seakan berada di atas awan. Perjalanan menuju sang Illahi. Di setiap rukuk serta sujudku, aku selipkan rasa syukurku atas nikmatNya. Pada duduk antara dua sujudku, aku fokuskan pandangan hatiku hanya padaNya. Selepas salam, mengalirlah dzikir-dzikir Indah. Ku kembali mengingat diriNya yang Maha Indah. Dalam duduk tafakur sembari bibir terus berdzikir, suara angin pagi tiada henti. Berhembus, menerbangkan dedaunan kering yang berjatuhan. Dalam do'aku, terucap syukur atas DhuhaNya. Dhuha ini milikNya. Kecantikan seraya keindahan hanya milikNya. Kekuatan, pemeliharaan serta kekuasaan hanya milikNya. Dia Yang Maha Pemberi. Rezeki itu dariNya. Ku meminta agar diturunkan rezeki itu, jika sekiranya ada di langit. Jika di bu...